TULISAN-ku
Topik : mental instan = siap dibuang
Secara tidak sadar namun perlahan tapi pasti, para generasi muda dihinggapi dengan idiologi baru dan perilaku umum yang mendidik mereka menjadi bermental instan dan bermental bos. Pemuda menjadi malas bekerja dan malas mengatasi kesulitan, hambatan dan proses pembelajaran tidak diutamakan sehingga etos kerja jadi lemah. Bila ini semakin diteruskan akan membawa kerugian yang besar bagi generasi muda.
Refreshing atau beristirahat sejenak melepas kepenatan memang perlu, namun kita generasi muda yng sudah menginjak ke dewasa awal harus bisa membedakan apakah ini yang sangat diperlukan atau tidak. Jangan terbawa arus pergaulan yang dimana hati kita menentangnya. Prinsip harus dimiliki dan tertancap di pikiran serta hati. Agar apaun yang merayu kita, kita bisa dengan mudah menyaringnya sesuai prinsip.
Prinsip yang dimiliki generasi muda akan membawanya kedalam wadah “selamat”. Selamat dari bencana dan maut. Karena prinsip ini secara garis besar mengacu pada cita – cita besar di hidup kita.
Sarana tempat hiburan tumbuh pesat bak “jamur di musim hujan”, seperti arena billyard, playstation, atau arena hiburan ketangkasan lainnya, hanyalah tempat bagi anak-anak dan generasi muda membuang waktu secara percuma karena menarik perhatian dan waktu mereka yang semestinya diisi dengan lebih banyak untuk belajar, membaca buku di perpustakaan, berorganisasi atau mengisi waktu dengan kegiatan yang lebih positif.
Peran pemuda yang seperti ini adalah peran sebagai konsumen saja, pemuda dan mahasiswa berperan sebagai “penikmat” bukan yang berkontemplasi (pencipta karya). Dapat ditambahkan disini persoalan NARKOBA yang dominan terjadi di kalangan generasi muda yang memunculkan kehancuran besar bagi bangsa Indonesia. Sudah 60 tahun lebih bangsa Indonesia merdeka, sistem pendidikan telah diperbaharui agar mampu menjawab berbagai perubahan diseputaran kehidupan umat manusia. Tetapi selesai kuliah barisan penganggur berderet-deret. Para penganggur dan setengah penganggur yang tinggi merupakan pemborosan-pemborosan sumber daya, mereka menjadi beban keluarga dan masyarakat, sumber utama kemiskinan yang dapat mendorong peningkatan keresahan sosial dan kriminal dan penghambat pembangunan dalam jangka panjang.
Oleh karena itu, proses juga menentukan menhsilkan kita sebagai generasi seperti apa. Jangan hanya mengandalkan kekayaan orang tua, karena itu hanya bersifat sementara. Tapi mengandalkan kemampuan sendiri itu adalah yang terbaik, diantara yang terbaik sekalipun. Bila nantinya dalam mengandalkan kemampuan sendiri dirasa gagal, maka yang perlu dilakukan adalah menutupnya dan mengulang kembali dari awal. Dari pengulangan ini kita memperbaiki kesalahan di masa lalu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar