TULISAN-ku
Topik : kemana perginya rasa hormat dan kesopanan terhadap orang tua?
Rasa hormat, santun, dan kesopanan adalah simbol dari dalam diri kita yang disebut kepribadian. Secara fisik boleh mendapatkan point A, namun apakah kepribadiannya baik? Ini belum tentu. Semakin kita tumbuh dan berkembang maka banyak juga yang harus diterapkan, banyak juga tanggung jawab yang harus dipikul.
Saat ini, di era modern ini banyak sekali saya temukan bakal “malin kundang”, pertanyaan ini sangat mengusik saya. Apalagi semenjak ada tugas ini. Tugas ini merancang saya untuk peka terhadap lingkungan. Di Universitas saya, pendidikan ini disebut soft skill. Yang nantinya menghasilkan generasi muda mempunyai sikap dan keprobadian yang menarik dan mengagumkan.
Bila diteliti lebih lanjut, generasi muda sering menghabiskan waktu di luar dari pada berkumpul dengan keluarga. Ini disebabkan rasa ilmiah mereka untuk bersosialisasi dengan masyarakat. Masyarakat seperti sekolah atupun teman bermain. Dengan jiwa nakal mereka, mereka berani membohongi orang tua. Ini adalh langkah awal mereka menuju neraka yang berisi kesengsaraan di masa depan.
Orang tua akan sepenuhnya percaya kepada sang anak, karena mendengar bujuk rayunya. Jelas sudah rantai erat antar orang tua dan anak mulai merenggang. Tidak perlu mencari siapa yang salah dan yang benar. Karena ini adalah masa yang harus dilewati setiap manusia. Hasilnya akan tergantung dari setiap keputusan dan tindakan yang akan kita lakuakan.
Keluarga adalah hal terpenting dalam sejarah hidup setiap insang. Bisa dibayangkan mereka yang tumbuh tanpa keluarga, hidup tentu tidak akan terarah. Bersyukur kita yang memiliki keluarga. Kesempatan untuk kita membalas semua yang diberikan orang tua pada kita. Belajar dengan tekun, terus berusaha, tidak mengenal lelah, semua rintangan di depan akan terjawab. Rintangan ini harus jadi jembatan, dimana kita bisa melewatinya. Seperti pepatah “bersakit – sakit dahulu, bersenang – senang kemudian”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar